Ting ting ting ting ting ....
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, anak-anak SD AKAR mulai keluar dari kelas bersama-sama. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, ada yang pulang sendiri ke rumah. Namun ada juga yang tidak langsung pulang ke rumah. Mumtaz namanya, Ia langsung mengajak teman sekelasnya Abdul untuk menemaninya ke penjual mainan di belakang sekolah.
“Abdul, ayo ikut aku dulu ke penjual mainan di belakang sekolah” kata Mumtaz
“Tidak Mumtaz, aku harus langsung pulang kerumah, nanti Ibu khawatir” kata Abdul
“Hanya sebentar Abdul, nanti kita langsung pulang kerumah setelah aku membeli mainan” kata Mumtaz lagi
“Tidak Mumtaz, nanti ibuku khawatir dan sedih” kata Abdul
“Ah kamu tidak seru Abdul” seru Mumtaz dan Ia pun segera berpisah dengan Abdul.
Setelah membeli mainan di belakang sekolah dan hendak pulang kerumah, Mumtaz melewati lapangan dan melihat anak-anak yang sedang bermain bola. Mumtaz mengenali salah satu anak yang sedang bermain bola.
“Ali, Apakah aku boleh ikut bermain?” Tanya Mumtaz
“Kamu tidak pulang dulu Mumtaz? Bilang dulu pada Ibumu” Tanya Ali yang melihat bahwa Mumtaz masih memakai seragam sekolah
“Tidak apa-apa Ali, aku akan bermain sebentar saja” kata Mumtaz sembari melepaskan tasnya dan meletakkan plastik mainan yang baru Ia beli dan ikut bermain bola.
Tidak terasa waktu cepat berlalu. Akhirnya terdengar suara adzan Ashar. Ali berserta anak lainnya menghentikan permainan mereka. Mereka bersama-sama menuju masjid untuk melaksanakan solat Ashar, yang beragama selain Islam mereka langsung pulang ke rumah.
Namun ada satu anak yang sedang kebingungan di pinggir lapangan, Ia adalah Mumtaz. Mumtaz kebingungan karena plastik mainan yang Ia letakkan di pinggir lapangan hilang tidak tahu kemana. Ia pun sedih dan pulang ke rumah sembari menangis.
Sesampainya di rumah, Ia melihat Ibunya sedang menangis. Ia pun memberi salam dan mencium tangan ibunya. Ibunya terkejut langsung memeluk Mumtaz.
“Mumtaz, kamu dari mana saja nak? Ibu khawatir dan sudah mencari kamu kemana-mana” kata Ibu
“Aku tadi membeli mainan dan bermain bola bersama Ali bu, mengapa Ibu menangis?” kata Mumtaz
“Ibu sedih nak, kamu belum pulang hingga sudah sore seperti ini” kata Ibu
“Maafkan aku Ibu, jangan bersedih lagi”kata Mumtaz sambil memeluk Ibu
“Anakku sayang, kalau saatnya pulang maka pulanglah dulu. Beri kabar ke Ibu, nanti kamu bisa ijin ke Ibu jika ingin main bola” kata Ibu sembari mengusap lembut kepala Mumtaz
“Mana mainan yang Mumtaz beli?” Tanya Ibu lagi
“Hilang bu mainanku. Tadi saat bermain bola aku letakkan di pinggir lapangan, setelah selesai bermain sudah hilang” kata Mumtaz
“Nak, Allah SWT mengingatkan Mumtaz untuk mendengarkan perkataan orangtua. Jika sudah pulang sekolah, maka langsung pulang ke rumah. Tidak bermain dulu tanpa meminta ijin kepada orangtua” kata Ibu lagi
“Iya Ibu. Aku minta maaf. Aku takkan mengulanginya lagi. Jika sudah pulang sekolah aku akan langsung pulang ke rumah” kata Mumtaz
“Ya sudah sayang, ayo Mumtaz solat Ashar dulu. Jangan lupa memohon ampun kepada Allah SWT. Agar Allah juga lebih sayang Mumtaz” kata Ibu sambil mencium kening Mumtaz
“Baik, bu”
0 komentar:
Posting Komentar